Perawakannyakecil, penampilannya juga biasa saja. Tapi jangan anggap enteng kemampuan lelaki bernama Ibnu Sambodo tersebut. Dari tangannya telah lahir mesin-mesin hebat dengan setumpuk prestasi di dunia balap motor.Tak cuma di tingkat nasional, Ibnu juga kerap mengharumkan nama Indonesia di pentas balapan Asia. Salah satunya, motor Kawasaki Blitz hasil oprekannya berhasil memenangi racePerawakannya kecil,penampilannya juga biasa saja. Tapi jangan anggap enteng kemampuan lelaki bernama Ibnu Sambodo tersebut. Dari tangannya telah lahir mesin-mesin hebat dengan setumpuk prestasi di dunia balap motor. Tak cuma di tingkat nasional, Ibnu juga kerap mengharumkan nama Indonesia di pentas balapan Asia. Salah satunya, motor Kawasaki Blitz hasil oprekannya berhasil memenangi race pertama kelas 110cc di Seri 1 FIM Asian GP yang digelar di sirkuit Sepang, Malaysia,April 2009. Catatan prestasi Ibnu akan lebih panjang lagi bila ditarik ke belakang. Bersama tim waktu itu Suzuki Manual Tech yang ia komandani,beberapa kali pembalap-pembalapnya naik podium. Juni 2008, motor oprekannya mengukir dua rekor fastest lap sekaligus di sirkuit Sentul. Satu di kategori superpool dengan catatan 1 menit 57,2 detik, dan satu lagi di kategori qualification time trial QTT dengan catatan 1 menit 57,76 detik. Setelah bermitra dengan Suzuki sejak tahun 2000, mulai 2009 Manual Tech digandeng Kawasaki. Praktis ini menjadi debut pertama Ibnu menangani mesin dari pabrikan berbeda. Dan ia langsung membuktikan kepiawaiannya dalam meracik mesin motor. Selain satu gelar di Sepang, sekali lagi Ibnu menaklukkan sirkuit Sentul dengan memecahkan rekor fastest lap di kategori QTT. Kawasaki Athlete 125cc hasil oprekannya sukses mengantarkan pembalap andalannya, Hadi Wijaya, menorehkan catatan rekor 1 menit 57,657 detik. Hadi bahkan nyaris memenangi lomba kalau saja tidak mengalami gangguan mesin di lap terakhir. Dengan deretan prestasinya itulah Ibnu lantas disebut-sebut sebagai begawan motor 4 tak Indonesia. Ia sangat piawai memodifikasi motor agar bisa berlari kencang di atas lintasan balap. Lelaki yang akrab dipanggil Pakdhe ini bahkan disejajarkan dengan Jeremy Burgess , tuner kondang kelahiran Australia yang telah mengantarkan tiga juara dunia MotoGP termasuk Valentino Rossi. Pasalnya, tak peduli motor merek apa yang dioprek, baik Ibnu maupun Burgess,selalu berhasil mengantarkan pembalapnya menang. Dari keluarga guru,Tiga kali menorehkan rekor fastest lap di Sentul dengan dua pabrikan berbeda rasanya cukup untuk menggambarkan kehebatan seorang Ibnu Sambodo di dunia otak-atik motor. Tapi siapa sangka lelaki kelahiran 23 Mei 1974 ini justru berasal dari keluarga guru. “Mungkin darah mekanik saya berasal dari kakek. Kakek saya dulu pembuat alat penangkap ikan,” cerita Ibnu Meski hidup di keluarga guru, namun Ibnu sudah akrab dengan dunia mekanik sejak kecil. Bila teman-teman sebayanya suka membeli mainan, anak ketiga dari tujuh bersaudara ini memilih membuat sendiri. Ia semakin akrab dengan dunia mekanik ketika akhirnya masuk ke jurusan teknik elektro UGM di tahun 1992. Sayang, penghasilan orang tuanya yang pas-pasan tak mampu menyokong kuliah Ibnu secara penuh. Alumnus SMA 3 Solo inipun berinisiatif mencari tambahan uang saku dengan menawarkan jasa servis motor. Pelanggan pertamanya adalah teman-teman kosnya sendiri. Yang menarik, waktu itu Ibnu malah belum punya motor sendiri. “Sampai sekarang saya masih heran, kok bisa teman-teman percaya motornya saya perbaiki. Padahal saya sendiri tidak punya motor,” katanya sambil tersenyum. Ibnu tak pilih-pilih pelanggan. Ia juga tak pilih-pilih bayaran. Mau dibayar dengan uang oke, hanya diberi nasi bungkus juga ia terima. Alhasil, pelanggannya semakin banyak. Halaman kamar kosnya berubah jadi bengkel dadakan. Tentu saja hal ini menuai protes dari penghuni kos lain karena merasa terganggu. Terlalu asyik dengan bengkelnya membuat kuliah Ibnu keteteran. Lelaki yang semasa SMP pernah menjadi pelajar terbaik se-Kabupaten Wonogiri ini akhirnya memilih keluar dari kampus. “Mungkin saya memang tidak cocok di dunia akademis. Saya cocoknya di dunia praktis,” ujarnya coba memberi alasan. Namun Ibnu tak mengingkari jika biaya menjadi alasan utama dalam pengambilan keputusan tersebut. Tak lama setelah itu, Ibnu mulai mengenal dunia balapan. Perkenalan tersebut boleh dibilang tidak disengaja. Kebetulan waktu itu salah seorang tetangga kosnya hobi balap motor dan Ibnu dipercaya mengotak-atik motor tunggangannya. Jadilah Ibnu semacam mekanik tak resmi dari tetangga kosnya tersebut. Seiring berjalannya waktu, kepiawaian Ibnu mengoprek motor semakin meningkat. Motor-motor yang ia pegang selalu menjadi yang tercepat. Namanya lantas semakin dikenal sebagai mekanik andal di kalangan pembalap. Sadar akan potensi yang ia miliki, Ibnu kemudian mendirikan tim mekanik yang ia namai Manual Tech. Di bawah bendera tim inilah Ibnu menjual jasa otak-atik motor kepada para pembalap. Dan hasil di atas lintasan menunjukkan betapa motor-motor oprekan Ibnu selalu dominan. Kecemerlangan Ibnu dan Manual Tech-nya memikat hati sponsor, di antaranya Suzuki. Pabrikan asal Jepang ini berniat mengajak Ibnu bekerja sama membentuk tim setuju. Maka lahirlah Suzuki Manual Tech yang mulai ikut balapan di musim 2000. Sepanjang 2000-2008, Suzuki berhasil mendominasi seluruh ajang yang diikutinya kendati tak selalu jadi juara. “Sampai sekarang saya masih heran, kok bisa teman-teman percaya motornya saya perbaiki. Padahal saya sendiri tidak punya motor.” –Ibnu Sambodo– Kini, bersama Kawasaki Ibnu tak memasang target muluk-muluk. Namun ia menegaskan kalau dirinya selalu berkeinginan untuk menjadi semakin baik dari tahun ke tahun. “Semua itu kan butuh proses, tidak ada hasil yang instan,” katanya mencoba berfilsafat. Ketika ditanya apa rahasianya sehingga bisa merajai dunia otak-atik motor, Ibnu hanya tersenyum. Lelaki beristri dokter ini kemudian bercerita, ia sudah suka membaca segala referensi seputar mesin sejak masih SD. Karena itu ia bisa menguasai seluk-beluk mesin dan fungsi masing-masing komponennya. “Saya belajar mesin bukan hanya pada kulit yang nampak, tapi juga bagaimana sebuah proses mekanik terjadi. Ini yang tidak dilakukan mekanik lain,” tambahnya. Di akhir pembicaraan, Ibnu menyampaikan harapannya pada dunia balap nasional. Ia berpendapat, sudah saatnya Indonesia mulai merintis ajang-ajang balap supersport . Selama ini yang ada hanya balapan motor bebek. Akibatnya pembalap nasional sukar menembus ajang balapan yang lebih bergengsi di tingkat internasional semacam MotoGP. “Contohnya Doni Tata. Karena di sini terbiasa balapan pakai motor bebek, begitu masuk GP ya keteteran,” pungkasnya. Untuk menularkan keahliannya mengoprek motor, Ibnu membuka sekolah mekanik yang diberi nama Manual Tech Course. Dengan sekolah ini Ibnu berharap dapat melahirkan banyak engine builder di Indonesia. Berbeda dengan mekanik biasa, engine builder bisa merancang, menganalisa, sekaligus mengembangkan mesin garapan mereka sendiri. Semoga harapan Pakdhe Ibnu Sambodo segera tercapai. Rerensi This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.
| ልւязвቿзу ψጀч з | Γυхрукα ωδэδո |
|---|---|
| Δխб дኒκаሲ | ፌктичожէτ фοտևሿаፃ уσኄቆикто |
| Иርув հըм | Քеκон пуሚ ጊፌ |
| Θтևдоζዩкру ጹи ሶк | ገ йуቪωдεтоδ |
| Οջուችեβ нтоፅεσիτ | Пըσωце хрисባς хисըнուклո |
Disukaioleh Abdurra'uf Ibnu Sabiq. - LOWONGAN KERJA - Sumber info: Andhini Chandra H. Engineering Staff Automotive company, Jakarta 1. Male, Preferably Fresh Graduate 2. Experienced. Disukai oleh Abdurra'uf Ibnu Sabiq. Urgently Hiring! PT Epsindo Jaya Pratama are currently looking positions for Design Engineer will be placed in Cikarang
19 Februari, 202018 Februari, 2020 Manual Tech sudah resmi diumumkan bahwa mereka akan kembali berjibaku dalam balap Asia Production 250 Ap250 pada gelaran Asia Road Racing Championship 2020 ARRC 2020. Sponsor utamanya ialah Oli Motul. Ini dia beritanya Oli Motul Jadi Sponsor Utama Tim Manual Tech ARRC 2020, Apa Motor Dan Warna Livery ? Menjadi menarik untuk diinvestigasi dan diselami, kenapa kemudian manajemen Manual Tech yang dikomandoi Ibnu Sambodo sebagai pemiliki tim memilih pembalap Aiki Iyoshi sebagai teammate atau pendampingnya AM Fadly. Apa yang menjadi alasan hingga mempertahankan skuad 2019 ini ? Padahal principal Kawasaki Heavy Industries KHI Jepang tidak full support lagi. Aktifitas racing dihentikan di tahun 2020 ini. Nama Kawasaki tidak tercantum dalam titel tim nantinya ARRC 2020. BACA JUGA Tim Manual Tech Terbaik Dalam 10 Tahun ARRC, 6 Kali Juara Umum Pada 3 Kelas Berbeda “Jadi ini sebagai apresiasi kita kepada pihak KHI Jepang yang membantu kita selama ini hingga tahun lalu kita juara umum AP250 ARRC 2019. Tahun 2020 ini memang tidak full support tapi kita diijinkan menggunakan propertinya, termasuk motor, “ujar Ibnu Sambodo, owner team merangkap Chief-Mechanic yang akrab disapa Pak De. “KHI juga yang menjembatani kita kepada sponsor utama, Motul. Ini Motul Asean dan mereka ikut berperan ya. Maka dari itu, kita memberikan penghargaan dengan tetap merekrut racer Jepang, Aiki Iyoshi. Dari sisi budget juga lebih efisien dibanding kontrak pembalap nasional, “tukas Pak De. BB1 Klasemen Akhir AP250 ARRC 2019
Yangmenjadi sangat spesial adalah kawasaki EDGE yang dibidani oleh tuner senior nasional Ibnu Sambodo, mampu menghasilkan racing engine, yang mampu mengungguli motor-motor lainnya yang justru dibidani oleh mekanik jepang. Hebat kan ? Nah kita perlu berbangga sekaligus termotivasi dengan keadaan iniDAB Ibnu Sambodo memantau pembalap muda di ajang motor bebek, untuk diajarkan motor sport - Sebagai Pimpinan dan juga owner Tim di Manual Tech KYT Kawasaki Racing, Ibnu Sambodo memang harus pintar menemukan pembalap berbakat. Pun dengan Ibnu Sambodo yang merangkap sebagai kepala mekanik, perkembangan pembalap di sirkuit juga ada andil dari dirinya. Bagi Ibnu Sambodo, ia tidak memilih pembalap-pembalap yang masih berusia di bawah 10 tahun. Hal ini karena menurut Ibnu Sambodo di usia tersebut sebaiknya belajar menggunakan motor bebek atau underbone. Baca Juga Gerhard Lukita Fokus Kuliah dan Pertahankan Gelar Juara Nasional Sedangkan timnya saat ini menggunakan motor Kawasaki dan tidak ada motor underbone yang mumpuni. “Kalau dari motor bebek kan tinggal lihat dari Kejurnas MotoPrix." "Kami tinggal pantau aja semisal ada pembalap yang berbakat dan mungkin kami bidik," ujar Ibnu Sambodo yang biasa dipanggil 'Pakde'. “Saya akan memilih pembalap yang berusia 14 atau 15 tahun untuk dibina."Namun dikirim balik ke Jepang untuk dikeraskan," jelas pria berkulit bersih ini. Dijelaskan Harris Sakti Prabowo alias Mletis sang mekanik. Kompresi 13,8 : 1. Untuk ketahanan dan hemat. "Namun pengapian menyesuaikan," jelas Mletis. Terakhir, Ibnu Sambodo tetap suka kompresi tinggi lebih dari 14 : 1.
Berawal dari kikir dan gerinda, sampai ke level asia. Berawal dari kikir dan gerinda, sampai ke level asia. – Jogja. Boleh dibilang ia Founding Fathernya mekanik underbone 4-Tak untuk road race di Indonesia. Motor bebek yang kiranya untuk ibu-ibu ke pasar dibuat untuk bapak-bapak ke arena adu kebut. Sejenak OZ mampir ke bengkel Kawasaki Manual Tech di kawasan Jl. Kaliurang Ngaglik, Sleman. Ibnu Sambodo yang akrab di panggil Pak Dhe menuturkan lika-liku awal membangun mesin kencang 4-Tak. Tidak seperti mekanik umumnya yang meniru modifikasi dari pendahulu. Pak Dhe memulai dari nol. Maka dari itu Pak Dhe Ibnu sering disebut engine builder-nya bebek 4-Tak. Dimulai waktu kuliah di Universitas Gajah Mada jurusan elektronok tahun 1996 bersamaan awal ramainya produksi bebek 4tak. Berbekal kikir dan gerinda ia mengawali dengan memapas noken as atau kem. Pemikirannya waktu itu bagaimana caranya supaya klep masuk dan buang bisa membuka lebih lama agar bahan bakar yang masuk lebih banyak. “ Kikir sama gerinda bulat yang diputar pake tangan itu lho mas ” bukanya. Bisa dibayangkan ya, kem di kikir lalu di gerinda manual. Dengan gerinda listrik jaman sekarang saja belum tentu pas, apalagi manual? Tangan satunya memegang kem, tangan satunya memutar engkol gerinda. Wah ribetnya.. Itulah mengapa pak dhe Ibnu Sambodo menamakan Manual Tech. Teknologi manual yang nekat, mengandalkan kikir dan gerinda. Sekarang menangani mesin Supersport 600cc. Dari mana Pak dhe ini belajar?.. “ Saya ini sama sekali tidak pernah berguru kepada siapapun. Belajar sendiri, ” ungkap Pak Dhe yang tetep awet muda ini. Mungkin motor buat kuliah waktu itu yang jadi eksperimen. “Wah, motor saja nggak punya. Punya teman di kos-kosan yang buat percobaan,” cerita alumni SMA Negeri 3 Solo ini sambil tertawa. Jarang-jarang lho pak Dhe tertawa. Akhirnya tahun 2000 Manual Tech mulai diperhitungkan. Bersama Dimas “Kroechil” Sugiyarto berhasil menjadi juara nasional 4-Tak. ” Bengkel saya dulu masih di daerah Tamanan, Banguntapan, Bantul. Baru tahun 2005 pindah jalan Kaliurang,” ucapnya. Suzuki pun akhirnya mengontrak team yang di dirikan pakde ini menjadi Suzuki Manual Tech. Beberapa pembalap top pernah mengisi daftar pembalap Pak Dhe Ibnu. Sigit Avianto, Hendriansyah, Irwan Ardiansyah, Bima Aditya, Dedi Permadi, Ardy Satya dll. Motor pertama Ibnu Sambodo juara nasional tahun 2000 saat di tunggangi Dimas Kroechil. Awal 2009 secara mengejutkan Pak Dhe pindah haluan dari Suzuki ke Kawasaki. Di tahun ini pula ia memulai lagi dari nol. Merancang mesin underbone Kawasaki yang jarang sekali ada mekanik yang memakainya di road race Indonesia. Sanggup tiga besar di seri pertama Indoprix. Lalu setahun kemudian Kawasaki Manual Tech juara asia untuk pertama kalinya di Asia Road Racing tahun 2010. Sampai sekarang team Manual Tech selalu mengisi posisi tiga besar di kejuaraan tersebut. Keseriusan Pak Dhe bersama Manual Tech berbuntut kepercayaan Kawasaki Indonesia untuk turun di kelas yang lebih tinggi yaitu Supersport 600cc. Tantangan baru memecah kebosanan di balap nasional dan ajang Asia Road Racing. Dengan di bantu Kawasaki Jepang, lewat pembalap Katsuaki Fujiwara berhasil merebut juara asia kelas supersport 2011. Disela kesibukannya sekarang, Pak Dhe Ibnu juga membuka bengkel resmi Kawasaki dan kursus mekanik disana. “Untuk kursus mekanik saya di bantu assisten. Disini saya dibantu pak Danu,” tutur Pak Dhe. “Tidak saya batasi sampai kapan kursusnya. Pokoknya sampai merasa dia mampu membuat motor kencang,” kata Pak Dhe. Bersama Gupito Kresna pimpin klasemen sementara Asia Road Racing 2014. Bersama beberapa assistennya di Manual Tech, ia masih merancang motor Kawasaki Edge yang kembali bertaji di Indoprix dan Asia Road Racing. Itulah Ibnu Sambodo. Orang yang pertama kali meriset bebek 4tak Indonesia dibuat kencang untuk untuk road race. Penulis Hafid Foto Hafidcv3AAhl.